ADRENOCORTICOTROPIN
(CORTICOTROPIN, ACTH, ACTH 1-24)
Adrenocorticotropin
merupakan suatu hormon peptide yang dihasilkan didalam pituitari anterior. Fungsi
endokrin primernya adalah untuk menstimulasi sintesis dan rilis cortisol oleh
korteks adrenal. Corticotropin dapat digunakan sebagai agen teraupetik, tetapi
turunan sintesisnya lebih lazim- dan hampir secara eksklusif digunakan untuk
mengukur respon adrenkortikal. Respons adrenocortokal yang dibawah standar
terhadap pemberan corticotropin eksogen merupakan indikasi terjadiya insufiensi
adrenokortikal.
KIMIA DAN FARMAKOKINETIKA
Stuktur
Stuktur
ACTH manusia merupakan suatu peptide rantai
tunggal dari 39 asam amino .Bagian dari amino yang terdiri dari asam amino 1-24
diperlukan untuk aktivitas biologinya secara lengkap. Sisa asam amino 25-39
memberikan sifat khusus spesies. ACTH 1-24 manusia yang dihasilkan
secara sintesis dikenal sebagai cosyntropin. Amino terminal dari asam amino 1-13
identik dengan hormon (MSH-α) yang menstimulasi melanosit yang terdapat pada
hewan tetapi tidak ditemukan pada manusia. Dalam keadaan sekresi ACTH pituitari
yang berlebihan (penyakit addison atau suatu tumor pituitari yang mensekresi ACTH), hiperpigmentasi,- yang disebabkan
oleh aktifitas MSH- α yang bersifat instrinsik terhadap ACTH- dapat terjadi
ACTH yang berasal dar sumber hewan diuji
secara biologis dengan mengukur pengosongan ascorbic acid adrenokortikal yang
menyertai pemberian ACTH secara subkutan.
Absorpsi, Metabolisme dan Ekskresi
Baik porcine dan corticotropin sintesis,
diberikan secara parenteral. Corticotropin tidak dapat diberikan secara oral
karena terjadi proteolisis dalam saluran cerna.
Waktu paruh biologis dari ACTH 1-39
dan ACTH 1-24 kurang dari 20 menit. Abmilan jaringan terjadi dalam
hati da ginjal. ACTH 1-39 ditransformasi ke dalam substansi yang
secara biologis tidak aktif, dapat dilakukan dengan memodifikasi rantai
samping. ACTH tidak diekskresi dalam urin pada jumlah yang bermakna. Efek dari
bentuk bentuk repsitory dengan massa kerja panjang dari porcine corticotropin
berlangsung sampai 8 jam dengan suatu kompleks gelatin peptide dan sampai
beberapa hari dengan suatu kompleks zinc hidroksida.
FARMAKODINAMIKA
ACTH
menstimulasi korteks adrenal untuk
menghasilkan glicocorticoid, mineralcorticoid dan androgen. ACTH meningkatkan
aktivitas esterase cholesterol, suatu enzim yang mengkatalisasi pada tahap
laju terbatas ( rate - limiting) dari
produksi hormon steroid : cholesterol→pregnenolone. ACTH juga menstimulasi
hipertrofi adrenal dan hiperplasia adrenal. Apabila diberikan secara kronis
dalam dosis farmakologis, corticotropin dapat meningkatkan pigmentasi kulit.
FARMAKOLOGI KLINIK
Penggunaan diagnostik
Penggunaan diagnostik
Dalam keadaan insufiensi adrenal tidak dapat terjadi
respon yang tepat pada pemberian rangsangan dengan ACTH terhadap adrenal. Suatu
uji yang cepat untuk menyingkirkan terjadinya insufiensi adrenal dapat
dilakukan dengan menggunakan cosyntropin . Kadar cortisol plasma diukur sebelum
dan juga 30 menit atau 60 menit setelah suntikan intramuskuler atau intervena
dengan 0,25 mg cosyntropin. Respon
plasma cortisol mormal adalah kadar puncak pada rangsangan yang melebihi
20 µg/ dL. Respon yang dibawah normal merupakan indikasi insufiensi
adrenokortikal primer atau sekunder yang dapat dibedakan dengan menggunakan
kadar ACTH plasmaendogen ( yang meningkat pada insufiensi adrenal primer dan
menurun pada insufiensi sekunder). Setelah stimulasi dengan cosyntropin terjadi
kenaikan peningkatan aldosterone plasma pada umumnya terjadi pada insufiensi
adrenal sekunder bukan pada insufiensi adrenal primer
Stimulasi ACTH dapat membedakan tiga bentuk “mula kerja
lambat (late – onset)” (nonklasit) hiperplasia adrenal bawaan dari keadaan
hiperandrogenisme ovarium, dengan semua keadaan tersebut dapat dihubungkan
dengan terjadinya hirsutisme. Pada pasien yang menderita defisiensi
21-hydroxylase, stimulasi ACTH menyebabkan kenaikan peningkatan plasma 17
hydroxyprogesterone, yaitu substat untuk enzim yang defisien.Terjadi manifetasi
yang jelas pada peningkatan 11- deoxycortisol pada pasien yang menderita
defisiensi 11-hydroxylase , sementara
pada pasien dengan defisiensi 3ß – hydroxy - ∆ 5 steroid dehydrogenase terjadi
penigkatan 17-hydroxypregnenolone dalam respons terhadap stimulasi ACTH
Penggunaan terapeutik
Terapi corticoptopin sebenarnya telah
ditinggalkan karena tidak terdapat kelebihan manfaat terapeutiknya terhadap
peninggalan glucocorticoid secara langsung. Kalau digunakan dalam dosis
terapeutik, cosyntropin menyebabkan supresi pituitari – adrenal setelah pengobatan
sama seperti pada pemberian glucocorticoid.
DOSIS
Cosyntropin
merupakan sediaan yang disukai untuk penggunaan diagnostik. Dosis uji
diagnostik standar dari 0,25 mg adlah ekuivalen dengan 25 unit corticotropin
porcine. ACTH jarang merupakan indikasi tetapi tersedia untuk digunakan dalam
dosis 10-20 unit, empat kali sehari. ACTH repository, 40-80 unit, dapat
diberikan setiap 24-72 jam.
TOKSISITAS & KONTRAINDIKASI
Toksisitas
dari dosis terapeutik ACTH menyerupai toksitas glucocorticoid dengan tambahan
efek yang tidak diinginkan dengan terjadinya hiperandrogenisme pada
wanita.Perkembangan antibodi pada ACTH hewan atau pada depo cosyntropin
(sediaan yang saat ini tidak tersedia di
Amerika Serikat) telah menyebabkan reaksi anafilaktik atau reaksi yang refrakter
terhadap terapi ACTH pada beberapa individu. Bengkak yang terasa nyeri pada
tempat suntikan lebih sering terjadi pada penggunaan sediaan dengan depo zinc
hidroksida daripada sediaan gelatin. Kontraindikasi serupa dengan kontraindikasi
pada glucocorticoid. Penggunaan ACTH selama kahamilan seyogyanya dikurangi.
Jika menginginkan efek yang segera, maka lebih disukai penggunaan
glucocorticoid.Hampir tidak terjadi efek yang diinginkan pada penggunaan dosis
diagnostik cosyntropin
sumber : Paul A.Fitzgerald, MD FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK