Sabtu, 05 Oktober 2013

ADRENOCORTICOTROPIN



ADRENOCORTICOTROPIN
(CORTICOTROPIN, ACTH, ACTH 1-24)

Adrenocorticotropin merupakan suatu hormon peptide yang dihasilkan didalam pituitari anterior. Fungsi endokrin primernya adalah untuk menstimulasi sintesis dan rilis cortisol oleh korteks adrenal. Corticotropin dapat digunakan sebagai agen teraupetik, tetapi turunan sintesisnya lebih lazim- dan hampir secara eksklusif digunakan untuk mengukur respon adrenkortikal. Respons adrenocortokal yang dibawah standar terhadap pemberan corticotropin eksogen merupakan indikasi terjadiya insufiensi adrenokortikal.

KIMIA DAN FARMAKOKINETIKA 
 Stuktur
ACTH manusia merupakan suatu peptide rantai tunggal dari 39 asam amino .Bagian dari amino yang terdiri dari asam amino 1-24 diperlukan untuk aktivitas biologinya secara lengkap. Sisa asam amino 25-39 memberikan sifat khusus spesies. ACTH 1-24 manusia yang dihasilkan secara sintesis dikenal sebagai cosyntropin. Amino terminal dari asam amino 1-13 identik dengan hormon (MSH-α) yang menstimulasi melanosit yang terdapat pada hewan tetapi tidak ditemukan pada manusia. Dalam keadaan sekresi ACTH pituitari yang berlebihan (penyakit addison atau suatu tumor pituitari yang  mensekresi ACTH), hiperpigmentasi,- yang disebabkan oleh aktifitas MSH- α yang bersifat instrinsik terhadap ACTH- dapat terjadi
ACTH yang berasal dar sumber hewan diuji secara biologis dengan mengukur pengosongan ascorbic acid adrenokortikal yang menyertai pemberian ACTH secara subkutan.

 Absorpsi, Metabolisme dan Ekskresi
Baik porcine dan corticotropin sintesis, diberikan secara parenteral. Corticotropin tidak dapat diberikan secara oral karena terjadi proteolisis dalam saluran cerna.
Waktu paruh biologis dari ACTH 1-39 dan ACTH 1-24 kurang dari 20 menit. Abmilan jaringan terjadi dalam hati da ginjal. ACTH 1-39 ditransformasi ke dalam substansi yang secara biologis tidak aktif, dapat dilakukan dengan memodifikasi rantai samping. ACTH tidak diekskresi dalam urin pada jumlah yang bermakna. Efek dari bentuk bentuk repsitory dengan massa kerja panjang dari porcine corticotropin berlangsung sampai 8 jam dengan suatu kompleks gelatin peptide dan sampai beberapa hari dengan suatu kompleks zinc hidroksida.


FARMAKODINAMIKA
ACTH menstimulasi korteks  adrenal untuk menghasilkan glicocorticoid, mineralcorticoid dan androgen. ACTH meningkatkan aktivitas esterase cholesterol, suatu enzim yang mengkatalisasi pada tahap laju  terbatas ( rate - limiting) dari produksi hormon steroid : cholesterol→pregnenolone. ACTH juga menstimulasi hipertrofi adrenal dan hiperplasia adrenal. Apabila diberikan secara kronis dalam dosis farmakologis, corticotropin dapat meningkatkan pigmentasi kulit.

FARMAKOLOGI KLINIK 
 Penggunaan diagnostik
Dalam keadaan insufiensi adrenal tidak dapat terjadi respon yang tepat pada pemberian rangsangan dengan ACTH terhadap adrenal. Suatu uji yang cepat untuk menyingkirkan terjadinya insufiensi adrenal dapat dilakukan dengan menggunakan cosyntropin . Kadar cortisol plasma diukur sebelum dan juga 30 menit atau 60 menit setelah suntikan intramuskuler atau intervena dengan 0,25 mg cosyntropin. Respon  plasma cortisol mormal adalah kadar puncak pada rangsangan yang melebihi 20 µg/ dL. Respon yang dibawah normal merupakan indikasi insufiensi adrenokortikal primer atau sekunder yang dapat dibedakan dengan menggunakan kadar ACTH plasmaendogen ( yang meningkat pada insufiensi adrenal primer dan menurun pada insufiensi sekunder). Setelah stimulasi dengan cosyntropin terjadi kenaikan peningkatan aldosterone plasma pada umumnya terjadi pada insufiensi adrenal sekunder bukan pada insufiensi adrenal primer
Stimulasi ACTH  dapat membedakan tiga bentuk “mula kerja lambat (late – onset)” (nonklasit) hiperplasia adrenal bawaan dari keadaan hiperandrogenisme ovarium, dengan semua keadaan tersebut dapat dihubungkan dengan terjadinya hirsutisme. Pada pasien yang menderita defisiensi 21-hydroxylase, stimulasi ACTH menyebabkan kenaikan peningkatan plasma 17 hydroxyprogesterone, yaitu substat untuk enzim yang defisien.Terjadi manifetasi yang jelas pada peningkatan 11- deoxycortisol pada pasien yang menderita defisiensi  11-hydroxylase , sementara pada pasien dengan defisiensi 3ß – hydroxy - ∆ 5 steroid dehydrogenase terjadi penigkatan 17-hydroxypregnenolone dalam respons terhadap stimulasi ACTH

Penggunaan terapeutik
Terapi corticoptopin sebenarnya telah ditinggalkan karena tidak terdapat kelebihan manfaat terapeutiknya terhadap peninggalan glucocorticoid secara langsung. Kalau digunakan dalam dosis terapeutik, cosyntropin menyebabkan supresi pituitari – adrenal setelah pengobatan sama seperti pada pemberian glucocorticoid.

DOSIS

Cosyntropin merupakan sediaan yang disukai untuk penggunaan diagnostik. Dosis uji diagnostik standar dari 0,25 mg adlah ekuivalen dengan 25 unit corticotropin porcine. ACTH jarang merupakan indikasi tetapi tersedia untuk digunakan dalam dosis 10-20 unit, empat kali sehari. ACTH repository, 40-80 unit, dapat diberikan setiap 24-72 jam.

TOKSISITAS & KONTRAINDIKASI

Toksisitas dari dosis terapeutik ACTH menyerupai toksitas glucocorticoid dengan tambahan efek yang tidak diinginkan dengan terjadinya hiperandrogenisme pada wanita.Perkembangan antibodi pada ACTH hewan atau pada depo cosyntropin (sediaan yang saat ini tidak tersedia  di Amerika Serikat) telah menyebabkan reaksi anafilaktik atau reaksi yang refrakter terhadap terapi ACTH pada beberapa individu. Bengkak yang terasa nyeri pada tempat suntikan lebih sering terjadi pada penggunaan sediaan dengan depo zinc hidroksida daripada sediaan gelatin. Kontraindikasi serupa dengan kontraindikasi pada glucocorticoid. Penggunaan ACTH selama kahamilan seyogyanya dikurangi. Jika menginginkan efek yang segera, maka lebih disukai penggunaan glucocorticoid.Hampir tidak terjadi efek yang diinginkan pada penggunaan dosis diagnostik cosyntropin  

sumber : Paul A.Fitzgerald, MD FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK